SUMBER
DAYA ALAM INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Saat
ini kita sedang menyaksikan suatu transisi cakrawala yang tak terbatas
pencarian keseimbangan dalam ruang yang sempit atau bahkan yang terbatas. Pada
intinya dunia berada pada masa transisi dimana bentuk sosial, tata cara yang
berlangsung serta nilai-nilai akan berlalu sebelum bentuk-bentuk dan metodologi
baru punya waktu yang cukup untuk menggantikannya (Seojani, 2000:28-29). Dalam
hal ini terjadi interaksi yang rumit, dimana jalinan interaksi lokal tidak lagi
dapat dibedakan dengan jalinan interaksi dalam skala global. Hal tersebut
berdampak pada munculnya pola konsumsi dan komunisme global, menurunnya
kedaulatan Negara suatu Bangsa, tumbuhnya sistim militer global (pasukan multi
Nasional), pengakuan tentang terjadinya krisis lingkungan dunia berkembangnya
masalah-masalah kesehatan berskala Dunia (seperti penyakit AIDS), munculnya
lembaga –lembaga politik Dunia (seperti PBB), munculnya gerakan-gerakan politik
global, perluasan konsep hak-hak asasi
manusia, dan interaksi rumit antar berbagai agama di dunia.
B.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
latar belakang di atas maka yang menjadi kajian dalam rumusan masalah adalah
sebagai berikut :
“
Bagaimana potensi sumber daya alam(SDA) dan sumber daya manusia (SDM) dalam
mengembangkan sumber daya pendidikan Indonesia”
BAB II
PEMBAHASAN
A.
POTENSI SUMBER DAYA
1.
Potensi Sumber Daya Alam (SDA)
Indonesia merupakan negara kepulauan
terbesar di dunia terletak diantara 94005
BT -141001’DT dan LU-11005’LS. Terdiri dari 1.7850 pulau,
7. 667 pulau sudah memiliki nama dan 931 pulau berpenghuni penduduk. luas lautan yang dimiliki sekitar 5,8 juta km2
atau 70%dari seluruh wilayah terdiri dari 0,3 juta km2 perairan
teroterial, 2,8 juta km2 perairan nusantara, dan 2,7 juta perairan
Zona Ekonomi Eksklusif. Wilayah teroterial ke Selatan serta membentuk garis
pantai sepanjang 5.110 km dari Barat ke Timur dan 1.888 km dari Utara ke
Selatan serta membentuk garis pantai sepanjang
81. 000 km. luas daratan Indonesia kurang lebih 1.919.434 km2
mencakup 27 propinsi.
Secara filosofis indonesia berada di
wilayah pertemuan lempeng samudra Indo-Australia, Asia- Pasifik dan daratan
Asia. Gerakan antara lempeng tektonik tersebut menimbulkan gejala alam berupa
gemp[a, letusan gunung api, dan tsunami yang sering melanda wilayah perairan
indonesia. Selain itu fenomena tersebut memberikan keindahan tersendiri bagi
topografi wilayah yang merupakan pemandangan khas yang sangat menawan.
Hutan tropis indonesia
sekurang-kurangnya memilik spesies hewan sebanyak satu juta atau sekitar
13-16%spesies hewan di dunia. Di hutan hujan daratan rendah terdapat 30.000
spesies kumbang, 666 spesial capung dan 122 spesies kupu-kupu. Dari Lima Badak
yang tersisa di dunia dua spesies diantaranya berada di Indonesia. Terdapat
satu spesies gajah Dunia Dua spesies gajah di Dunia dan sekitar Empat spesies
hewan ternak liar Asia Tenggara Satu diantaranya terdapat di Indonesia. Aneka
burung di Indonesia antara lain terdapat 13 rangkong patut, diantaranya rangkong
kerdil Sulawesi, rangkong Sumba dan rangkong badak. Endemisme burung di
Indonesia sangat tinggi. Selain itu terdapat 75 spesies burung kakatua, satu
diantaranya adalah kakatua raja yang termahal di Dunia. Komodo, biawak besar
dan tertua di Dunia terdapat di Pulau Komodo. Sekurang –kurangnya terdapat 500
spesies ikan tawar di antaranya ikan arwana, lumba-lumba air tawar atau lebih
dikenal dengan nama pesut terdapat di sungai Mahakam Kalimantan Timur.
2.
Potensi Sumber Daya Manusia (SDM)
Penduduk
Indonesia berjumlah lebih dari 200 juta jiwa pada tahun 2000 dengan laju
pertumbuhan sebesar 1,7%. Meskipun kepadatan penduduk di Indonesia termasuk
jarang yaitu 102 orang per-km2, namun penyebarannya tidak merata
antar satu pulau dengan pulau lainnya juga diantara propinsi yang satu dengan
propinsi yang lainnya. Sebanyak 58,87% penduduk Indonesia mendiami pulau Jawa
yang memiliki luas hanya 7% dari luas wilayah. Dengan jumlah penduduk 114,987
juta maka kepadatan pulau Jawa mencapai 870 orang per-km2. Sementara
itu Irian Jaya dengan luas wilayah 22% memiliki kepadatan penduduk 5 orang
per-km2..
Angka
harapan hidup pada waktu lahir adalah 61,5 tahun, angka kematian sebesar 68 per
seribu penduduk. Aksebilitas penduduk terhadap air bersih sebesar 42%.
Pelayanan kesehatan 43% dan sanitasi 44% (HDR, 1993). Angka melek huruf 60,7%
sementara penduduk usia di atas 5 tahun yang tidak bersekolah sebesar 16,46%,
masih sekolah 26,85% dan tidak sekolah lagi 56,69% (BPS, 1994). Mata pencarian
penduduk Indonesia pada umumnya petani yaitu sekitar 54% mata pencarian lainnya
adalah jasa 38% dan industri 8%. Pendapatan perkapital penduduk sebesar US$ 560
(HDR, 1993).
3.
Pendidikan Lingkungan Pada Jenjang Pendidikan Dasar
Sebagai makhluk yang mempunyai
kemampuan untuk menyebar dan mengatur permukaan bumi sesuai dengan
keinginannya, manusia memiliki kecenderungan untuk mendominasi bumi baik di
lihat dari sudut tata ruang, fungsional maupun struktural. Kerusakan alam yang
terjadi pada dasarnya lebih dititiberatkan pada kemampuan manusia untuk melihat
dengan jangkauan jauh melampaui batas kepentingan sendiri di samping kemampuan
dalam melihat kenyataan yang sebenarnya dalam kehidupan (seojani,1992:19).
Kerusakan lingkungan merupakan manifestasi pengembangan dari permasalahan sosial dan lingkungan yang saling terkait.
Pengertian yang mendalam mengenai lingkungan alam merupakan isu sosial dan
ekologis, sehingga krisis lingkungan dapat dikatakan sebagai hasil
berbagai keprihatinan global (Vans Resburg, 1994:1).
Perilaku manusia dalam interaksi dengan
lingkungan menjadi perhatian serius, apabila perilaku seseorang ditentukan oleh
setting dimana ia tinggal, maka perilaku tersebut termasuk ke dalam behavarior all setting (Fishben dan
Ajzen, 1975:351). Pola tersebut dapat membedakan perilaku seseorang dengan
orang lain terhadap obyek pada tempat dan waktu tertentu (Krech &Ballachey,
1988:15). Dengan demikian perilaku manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan
merupakan fokus perhatian yang serius.
Atas
dasar pemikiran di atas , maka pendidikan dalam hal ini seyogianya berkaitan
dengan :
1.
Pemahaman mengenai budaya silang yang berarti mengakui keberadaan lebih dari
sudut pandang dan belajar melihat dunia dari perspektif yang berbeda.
2.
Pembelajaran holistik yang membawa berbagai disiplin ke suatu isu
lingkungan meliputi berbagai pendekatan
dalam pembelajaran.
3.
Pelibatan potensi masyarakat yang dapat menjalin hubungan yang akrab dan utama
antara lingkungan masyarakat dengan sekolah.
4.
Pemahaman mengenai keterkaitan antara konsep-=konsep dasar lingkungan hidup dengan permasalahan di sekitarnya.
Konsep-konsep dasar lingkungan hidup tersebut adalah :
-
Lingkungan bumi yang terdiri dari komponen fisik
-
Materi siklus berkesinambungan dalam tataran ekosistem.
-
Daya dukung lingkungan hidup
-
Keunikan kapasitas intelektual manusia yang menghasilkan moral dan perilaku
lingkungan yang bertanggung jawab (Swab dan Stapp, 1971)
Oleh karena itu, bentuk pendidikan yang
terlalu berorientasi pada penguasaan materi pelajaran, nampaknya kurang mampu
mengangkat kualitas pendidikan kita baik dilihat dari hasil maupun proses
belajar. Dilihat dari hasil belajar misalnya, ternyata tingkat penguasaan
materi pelajaran kita sangat memprihatinkan baik dalam skala nasional, regional
apalagi skala internasional. Sementara itu dilihat dari proses belajar ternyata
anak didik kita masih jauh ketinggalan oleh bangsa-bangsa lain yang dapat di
lihat dari kemampuan dan keterampilan mereka dalam memecahkan masalah , oleh
karena itulah dalam kerangka reformasi pendidikan perubahan kurikulum dari yang
bersifat subject oriented menjadi compency
oriented dianggap strategis.
BAB III
PENUTUP
a.
Kesimpulan
Pendidikan berbasis pada lingkungan
hidup merupakan hal strategis yang seyogianya dilaksanakan terutama pada
jenjang pendidikan dasar. Bagaimanapun besarnya potensi sumber daya alam dalam
menunjang kehidupan manusia, nampaknya tidak akan dapat termanfaatkan dengan baik
dan optimal secara berkelanjutan, jika kita tidak memiliki komitmen dan
tanggung jawab terhadap keberlanjutan
sumberdaya itu sendiri, untuk itu komitmen dan tanggung jawab tersebut
harus dibentuk sejak dini. Pendidikan di lingkungan hidup pada jenjang pendidikan
dasar difokuskan bagaimana konsep-konsep dasar dan permasalahan lingkungan
hidup dapat diadopsi oleh siswa pada jenjang pendidikan dasar. Hal ini
disebabkan pertama pendidikan merupakan
salah satu proses untuk dapat menjadi diri seseorang lebih dewasa. Kedua proses
pendewasaan berkaitan dengan
perkembangan intelektual seseorang dan kesiapan yang dimiliki untuk
perkembangan selanjutnya. Siswa sekolah dasar berada pada tahap operasional
konkret dimana berpikir logis yang dimiliki didasarkan pada manipulasi fisik
dan obyek sehingga penanaman konsep lingkungan hidup pada jenjang ini merupakan
hal strategis. Ketiga, proses membangun struktur kognitif dapat terwujud
melalui adanya informasi, transformasi, dan penggunaan. Interaksi antara
individu dengan lingkungan hidup akan terus berlangsung sejalan dengan adanya
pemahaman dan persepsi baru mengenai lingkungan tersebut. Dengan demikian
melalui pendidikan lingkungan hidup dikembangkan ini diharapkan dapat terbentuk
generasi yang memiliki komitmen dan tanggung jawab dalam pengelolaan sumber
daya alam, sehingga kekayaan yang dimiliki dapat dinikmati oleh generasi mas
kini juga masa yang akan datang meskipun generasi tersebut belum lahir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar